Minggu, 12 Juni 2011

Keluarga Bahagia

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Keluarga bahagia
 
Keluarga bahagia yang utama adalah keluarga yang :
v      Mendapat hidayah Alloh,hingga dipersatukan dengan tenang dalam wadah islam sebagai pedoman hidup mereka.


Firman Alloh dalam  surat al-anfal: 
وَإِنْ يُرِيدُوا أَنْ يَخْدَعُوكَ فَإِنَّ حَسْبَكَ اللَّهُ هُوَ الَّذِي أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِ وَبِالْمُؤْمِنِينَ (62) وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ 
 
لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (63)
 
 
v     Terjadinya saling mengerti haq dan kewajiban masing-masing anggota keluarga tersebut,seperti:
·        Suami memenuhi kebutuhan isteri bilma'ruf seperti riwayat dalam hadist:
v  حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ أَخْبَرَنَا أَبُو قَزَعَةَ الْبَاهِلِىُّ عَنْ حَكِيمِ بْنِ مُعَاوِيَةَ

الْقُشَيْرِىِّ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا حَقُّ زَوْجَةِ أَحَدِنَا عَلَيْهِ قَالَ « أَنْ تُطْعِمَهَا إِذَا

طَعِمْتَ وَتَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ - أَوِ اكْتَسَبْتَ - وَلاَ تَضْرِبِ الْوَجْهَ وَلاَ تُقَبِّحْ وَلاَ تَهْجُرْ

 إِلاَّ فِى الْبَيْتِ ». قَالَ أَبُو دَاوُدَ « وَلاَ تُقَبِّحْ ». أَنْ تَقُولَ قَبَّحَكِ اللَّهُ.( رواه : أبوداود ج 6

ص 358 / 2144 )
  • Seorang isteri bisa memenuhi kriterianya sebagai istri  yang sholihah;toat dan memnyenangkan hati suaminya .Seperti riwayat dalam sebuah hadist:

أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنِ ابْنِ عَجْلاَنَ عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِىِّ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ

اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَىُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ « الَّتِى تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلاَتُخَالِفُهُ

 فِى نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ »رواه النسائى,ج 10 ص 400

Oleh sebab itu,kepahaman agama adalah satu-satunya tolok ukur kebahagiaan dalam berkeluarga.Kondisi materi tidak bisa menjadi tolok ukur  kebahagiaan dalam keluarga, ada keluarga yang sangat kaya raya namun kurang bahagia.
Namun sebaliknya ada keluarga yang tidak berpunya namun sangat bahagia dan ada juga orang yang  kaya raya justru menderita karena harta  bendanya. Semua itu tergantung sejauh mana keluarga tersebut  menemukan kepahaman agama dalam kehidupan berrumah tangga.
Di antara kebahagiaan seorang suami yaitu mempunyai isteri yang membantunya dalammelancarkan urusan ibadah.Sesuai sabda nabi SAW :
 
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ بْنِ سَمُرَةَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ 
 
عَنْ أَبِيهِ عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِى الْجَعْدِ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ لَمَّا نَزَلَ فِى الْفِضَّةِ وَالذَّهَبِ مَا نَزَلَ 
 
 
قَالُوا فَأَىَّ الْمَالِ نَتَّخِذُ قَالَ عُمَرُ فَأَنَا أَعْلَمُ لَكُمْ ذَلِكَ. فَأَوْضَعَ عَلَى بَعِيرِهِ فَأَدْرَكَ 
 
النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- وَأَنَا فِى أَثَرِهِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىَّ الْمَالِ نَتَّخِذُ 
 
فَقَالَ « لِيَتَّخِذْ أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَزَوْجَةً مُؤْمِنَةً تُعِينُ أَحَدَكُمْ عَلَى 
 
أَمْرِ الآخِرَةِ .رواه إبن ماجة ج:6 ص :34
 
 
 
 
 
 
Tanggung Jawab Orang Tua dan Anak
dalam Islam
Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya
1.     Berusaha menjaga anak dari gangguan syaitan sebelum dilahirkan 
- حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَإِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ - وَاللَّفْظُ لِيَحْيَى - قَالاَ أَخْبَرَنَا
جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ سَالِمٍ عَنْ كُرَيْبٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- « لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا
الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ لَمْ يَضُرَّهُ
شَيْطَانٌ أَبَدًا
   
 Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah bersabda: "jika salah seorang dari kamu mendatangi istrinya dan berdoa; Bismillah, Allahumma jannibasy syaithona wa jannibisy syaithona ma rozaqtana, lalu keduanya diberikan anak, maka anak tersebut tidak diganggu syaithon"(HR. Bukhari dan Muslim). 
2.     Mempunyai perhatian terhadap anak ketika masih dalam rahim ibunya 

3.     Menampakkan kegembiraan ketika anak dilahirkan 

لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ
الذُّكُورَ (49) أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ
(50)

   
Artinya: Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak laki-laki kepada siapa yang dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendakiNya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa (QS 42:49-50), 
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ (58) يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ
سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ (59)
    
Artinya: Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan kelahiran anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah menguburnya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu (QS 16:58-59) 

4.     Adzan ditelinga anak yang dilahirkan :
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ سُفْيَانَ قَالَ حَدَّثَنِى عَاصِمُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِى رَافِعٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَذَّنَ فِى
أُذُنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِىٍّ - حِينَ وَلَدَتْهُ فَاطِمَةُ - بِالصَّلاَةِ .رواه أبو داود,ج : 14 ص :469

   
 Artinya :Dari Abu Rafi ia berkata: saya melihat Rasulullah SAW adzan di telinga hasan bin Ali, ketika Fathimah melahirkannya"(HR. Abu Daud). 
5.Memberikan nama yang baik
 
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَوْنٍ قَالَ أَخْبَرَنَا ح وَحَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ عَنْ دَاوُدَ بْنِ
عَمْرٍو عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِى زَكَرِيَّاءَ عَنْ أَبِى الدَّرْدَاءِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- « إِنَّكُمْ تُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَائِكُمْ وَأَسْمَاءِ آبَائِكُمْ فَأَحْسِنُوا

أَسْمَاءَكُمْ ». قَالَ أَبُو دَاوُدَ ابْنُ أَبِى زَكَرِيَّاءَ لَمْ يُدْرِكْ أَبَا الدَّرْدَاءِ.رواه أبو داود ج:14 ص :246

  
 "Kalian akan dipanggil di hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak kalian. Maka berilah nama kalian yang baik" (HR. Bukhari dan Muslim) 
6. Menyembelih aqiqah, mencukur rambut anak
 
حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِى عَدِىٍّ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنِ الْحَسَنِ عَنْ سَمُرَةَ
ابْنِ جُنْدُبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ
تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى ». قَالَ أَبُو دَاوُدَ وَيُسَمَّى أَصَحُّ كَذَا قَالَ سَلاَّمُ بْنُ أَبِى مُطِيعٍ عَنْ قَتَادَةَ وَإِيَاسُ بْنُ دَغْفَلٍ وَأَشْعَثُ عَنِ الْحَسَنِ. قَالَ « وَيُسَمَّى ». وَرَوَاهُ أَشْعَثُ عَنِ الْحَسَنِ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « وَيُسَمَّى »رواه أبو داود ج: 8 ص :401

Artinya  
 "Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya. Disembelih binatang baginya pada hari ketujuh (dari hari kelahirannya), diberi nama dan dicukur rambutnya" (HR. ِAbudawud) 

7. Mengkhitan 
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ وَعَمْرٌو النَّاقِدُ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ جَمِيعًا عَنْ سُفْيَانَ - قَالَ أَبُو بَكْرٍ حَدَّثَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ - عَنِ الزُّهْرِىِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « الْفِطْرَةُ خَمْسٌ - أَوْ خَمْسٌ مِنَ الْفِطْرَةِ - الْخِتَانُ وَالاِسْتِحْدَادُ وَتَقْلِيمُ الأَظْفَارِ وَنَتْفُ الإِبْطِ وَقَصُّ الشَّارِبِ.رواه مسلم نومر حديث 620

Sabtu, 04 Juni 2011

buku pinjaman bulanan

Buku pinjaman bulanan

  

no
tanggal
uraian
jumlah
1
28-2-2011
pinjaman
21.300.000
2
30-3-2011
pinjaman
16.500.000
3
30-4-2011
pinjaman
16.500.000
4
30-4-2011
pinjaman
  6.000.000


jumlah
60.300.000
























Minggu, 19 September 2010

KEDUDUKAN SANAD DALAM ISLAM

bisnis syariah


Bismillahirrohmaanirrohiim

Kedudukan Sanad Dalam Islam

Banyak sebagian orang islam masih awam tentang yang disebut sannad.Saya sendiri sejak SD sampai SMA tak pernah sekalipun terdengar oleh saya dari guru agama mennyebutkan tentang Sannad.Padahal kedudukan sannad dalam islam,terutama dalam belajar alhadist sangat penting sekali kaitannya dengan segala ilmu,terutama ilmu fiqih juga sampai dengan ilmu bacaan dari alqur'an itu sendiri.Sampai2 ilmu bacaan Alquran yang ternyata  (setahu saya) ada tujuh ilmu cara membaca alqur'an /qiro'atussab'ah itu juga ada sannadnya.
Tapi ironisnya khususnya di negara Indonesia sendiri yang mayoritas beragama islam,banyak umat islam yang tidak mengenal sannad,Lucu nya lagi apabila ada segolongan islam yang mempelajari ilmu agamanya berdasarkan sandaran guru/sannad malah diklaim aliran sesat,khawarij,dan tetk mbengek yang intinya memojokkan segolongan yang mengaji berdasar sannad ini.sampai2 di era internetisasi juga banyak yang mengatakan aliran sesat.Padahal wahai saudaraku ,ketahuilah sannad ini sangat penting sekali dalam islam.
Salah satu alasan orientalis tidak menerima hadits sebagai kitab yang otentik, karena menurut mereka hadits ditulis 200 tahun setelah meninggalnya Rasulullah. Dalam rentang waktu yang panjang itu, kemungkinan terjadinya pemalsuan dan perubahan sangat besar sekali. Karena itulah mereka menolak jika hadits disebut sebagai kitab yang terjaga otentisitasnya.
Keraguan orientalis seperti itu bisa dimaklumi karena mereka tidak memahami tradisi keilmuan dalam Islam. Berkaitan dengan hadits, kaum Muslimin sejak awal sudah memiliki metodologi yang mapan dalam menentukan otentisitas sebuah hadits. Salah satunya dengan memperhatikan masalah sanad. 
Para sahabat dan tabi'in, setelah terjadinya fitnah besar atas terbunuhnya Khalifah Utsman, mengambil sikap hati-hati dalam meriwayatkan sebuah hadits. Mereka tidak menerima selain apa yang diketahui jalurnya dan merasa yakin dengan ke-tsiqah-an (keterpercayaan) dan keadilan para perawinya, yaitu melalui jalur sanad.
Imam Muslim meriwayatkan di dalam mukaddimah shahihnya dari Ibn Sirin rahimahullah, yang berkata, “Dulu mereka tidak pernah mempertanyakan tentang sanad, namun tatkala terjadi fitnah, mereka mengatakan, ‘Tolong sebutkan kepada kami para perawi kalian.!’ Lalu dilihatlah riwayat Ahlussunnah lantas diterima hadits mereka. Demikian pula, dilihatlah riwayat Ahli Bid’ah, lalu ditolak hadits mereka.”Demikian pula para muhaditsin (Ahli Hadits) ketika mendengar sebuah hadits, tidak langsung menerimanya. Mereka terlebih dulu menguji kebenaran hadits itu dengan melihat dan mempelajari matan (isi) dan sanad-nya sekaligus. Melalui cara ini kemudian mereka menilai apakah sebuah hadits itu otentik dan akurat, atau tidak.
Dalam catatan sejarah disebutkan bahwa kajian model seperti ini ternyata baru dilakukan oleh umat Islam. Pada tradisi di luar Islam, semisal Yahudi dan Nasrani, tidak mengenal kajian tersebut. Mereka hanya mengenal kajian isi (teks) semata dan tidak mengenal kajian sanad.
Ini membuktikan bahwa kajian tentang sanad atau periwayatan merupakan salah satu keistimewaan umat Islamyang tidak dimiliki umat-umat lain. Ibnu Hazm berkata: “Periwayatan orang-orang yang terpercaya hingga sampai ke Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah kekhususan yang diberikan Allah kepada umat ini, yang tidak ada di agama lain. Adapun riwayat mursal atau mu’dhal (jenis-jenis riwayat yang terputus jalur periwayatannya), banyak terdapat di Yahudi tapi tidak sampai mendekati Musa alaihissalam sebagaimana riwayat kita sampai Rasulullah. Riwayat orang-orang Yahudi itu hanya sampai pada orang yang antara dia dengan Musa yang jaraknya lebih dari 30 masa. Mereka hanya sampai kepada Syam’un atau semisalnya. Sedangkan Nashrani, mereka tidak mempunyai periwayatan seperti ini kecuali riwayat pengharaman talak saja. Adapun riwayat yang didalamnya terdapat para pendusta maupun orang-orang yang tidak dikenal, maka hal ini banyak ditemui di periwayatan Yahudi dan Nashrani.”
Pernyataan Ibnu Hazm ini diperkuat adanya bukti sejarah bahwa keempat penulis kitab Injil yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, tidak pernah bertemu dengan Nabi Isa alaihissalam. Sejarah tidak dapat memberikan jawaban siapa yang meriwayatkan injil-injil tersebut dari Nabi Isa a.s. Lagi pula, tidak diketahui bahasa asalnya. Jadi bagaimana mungkin diyakini kebenarannya?
Ini berbeda dengan Islam, setiap sumbernya memiliki sanad yang jelas. Setiap hadits yang diklaim berasal dari Rasulullah SAW mempunyai sanad walaupun ia dhaif.
Jadi Islam menempatkan sanad sebagai sesuatu yang penting untuk menerima atau menolak sebuah berita. Para ulama Islam telah menetapkan sanad sebagai bagian penting dalam penerimaan hadits.
Melalui jalur ini, dimungkinkan penelitian terhadap kebenaran hadits-hadits dan berita-berita dengan mengenali para perawinyaCara ini memberikan rasa tenteram dan percaya pada berita yang diriwayatkan. Sebab, dalam sanadterhimpun sejumlah bukti dan pendukung berupa perawi-perawinya yang bersifat adil, tsiqaat dan dhobit. Dari sinilah keshahihan suatu berita yang diriwayatkan menjadi kokoh.
Penetapan sanad ini dimaksudkan untuk memastikan keshahihan (keotentikan) suatu nash (teks) atau berita, serta melenyapkan kepalsuan dan kebohongan yang mungkin ada padanya. Karena dengan cara ini bisa diketahui siapa-siapa yang meriwayatkan sebuah berita. Bila yang meriwayatkan itu orang yang memenuhi kreteria di atas, periwayatannya diterima. Sebaliknya, jika tidak memenuhi kreteria tersebut, periwayatannya ditolak.
Kegunaan lainnya, riwayat-riwayat yang disandarkan pada sanad jauh lebih utama dibandingkan riwayat atau khabar yang disampaikan dengan tanpa sanad. Alasannya, sanad dalam suatu riwayat dapat digunakan untuk melacak keotentikan sebuah riwayat. Mekanisme kritik dan pengujiannya juga dapat dilakukan dengan cara yang jauh lebih sempurna dibanding dengan khabar-khabar atau riwayat yang tidak bersanad.
Karena pentingnya kedudukan sanad, para ulama berpendapat bahwa mengetahuinya sama dengan mengetahui satu bagian yang besar dalam ilmu-ilmu Islam. Imam Ali bin al- Madini berkata: "Kefahaman yang mendalam tentang makna-makna hadits adalah separuh ilmu dan mengenali para perawi adalah separuh ilmu.
Kata-kata Ibn al-Madini ini menunjukkan betapa tingginya kedudukan ilmu periwayatan yang sebanding dengan ilmu memahami kandungan hadits. Sebabhadits yang diperoleh atau diriwayatkan akan mengikuti siapa yang meriwayatkannya. Dengan sanad suatu periwayatan hadits dapat diketahui mana yang dapat diterima atau ditolak dan mana yang shahih atau tidak. Abdullah bin al-Mubarak (wafat th. 181 H) rahimahullah berkata: “Sanad itu termasuk dari agama, kalau seandainya tidak ada sanad, maka orang akan berkata sekehendaknya apa yang ia inginkan"
Bagi kaum Muslimin, sanad merupakan media untuk menentukan apakah suatu hadits benar penisbatannya kepada Rasulullah atau tidakSanad yang bersambung dan shahih merupakan karakteristik (kekhususan) umat Islam.Dengan sanad, para ahli hadits bisa membedakan mana hadits yang shahihdhaif (lemah) dan maudhu’ (palsu).
Dengan sanad pula, muncul kesadaran dari umat Islam akan kedudukan as-Sunnah dan betapa pentingnya memberikan perhatian terhadapnya, karena ia ditetapkan dengan jalur-jalur kritik dan tahqiq (analisis) yang demikian detil, yang belum pernah dikenal manusia sebelumnya sepanjang sejarah. Dengan begitu, klaim musuh-musuh Islam yang senang membuat keraguan terhadap hadits dengan sendirinya akan gugur.
Riyadh saudi 20-09-2010
bisnis syariah

Senin, 30 Agustus 2010

DIANTARA BEBERAPA PEMBATAL PUASA




Share
|









bisnis syariah


Di antara pembatal puasa adalah makan dan minum,berdasarkan dalil dalam Alquran surat albaqoroh ayat 187:


وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ 
Artinya:makan dan minumlahsampai jelas bagi kalian benang putih dari benang hitam,yaitu terbitynya fajar sidiq,kemudian sempurnakanlah puasa sampai malam ( terbenamnya matahari).
Berdasarkan dalil ini maka segala sesuatu yang termasuk dalam pengertian makanan dan minuman yang bisa mengenyangkan perut,walaupun masuknya tidak melalui mulut hukumnya membatalkan puasa,seperti memasukkan cairan yang mengandung zat2 makanan  (sebagai pengganti makanan dan minuman ) melalui suntikan atau infus.
Adapun segala sesuatu yang yang masuk ke dalam tubuh tidak melalui mulut dan bukan merupakan pengganti makanan atau minuman,maka hukumnya tidak membatalkan puasa,seperti :
  1. Suntikan cairan obat,contoh:suntikan obat anti biotik,analgesic (penghilang rasa sakit),atau suntikan cairan yang bukan sebagai pengganti makanan dan minuman, contoh: suntikan insullin,vaksin miningitic.
  2. Mengoleskan minyak angin,reumason (dan segala balsem),menghirup inhaller dan sejenisnya.
  3. Obat tetes mata.
  4. Obat semprot asma (nassal spray bronchodilator).
  5. Tranfusi darah.
Demikianlah tulisan ini semoga bermanfaat.
Pendukung:


http://www.syariahbisnis.com?id=aris
http://syariahbisnis.com/

bisnis syariah