Minggu, 19 September 2010

KEDUDUKAN SANAD DALAM ISLAM

bisnis syariah


Bismillahirrohmaanirrohiim

Kedudukan Sanad Dalam Islam

Banyak sebagian orang islam masih awam tentang yang disebut sannad.Saya sendiri sejak SD sampai SMA tak pernah sekalipun terdengar oleh saya dari guru agama mennyebutkan tentang Sannad.Padahal kedudukan sannad dalam islam,terutama dalam belajar alhadist sangat penting sekali kaitannya dengan segala ilmu,terutama ilmu fiqih juga sampai dengan ilmu bacaan dari alqur'an itu sendiri.Sampai2 ilmu bacaan Alquran yang ternyata  (setahu saya) ada tujuh ilmu cara membaca alqur'an /qiro'atussab'ah itu juga ada sannadnya.
Tapi ironisnya khususnya di negara Indonesia sendiri yang mayoritas beragama islam,banyak umat islam yang tidak mengenal sannad,Lucu nya lagi apabila ada segolongan islam yang mempelajari ilmu agamanya berdasarkan sandaran guru/sannad malah diklaim aliran sesat,khawarij,dan tetk mbengek yang intinya memojokkan segolongan yang mengaji berdasar sannad ini.sampai2 di era internetisasi juga banyak yang mengatakan aliran sesat.Padahal wahai saudaraku ,ketahuilah sannad ini sangat penting sekali dalam islam.
Salah satu alasan orientalis tidak menerima hadits sebagai kitab yang otentik, karena menurut mereka hadits ditulis 200 tahun setelah meninggalnya Rasulullah. Dalam rentang waktu yang panjang itu, kemungkinan terjadinya pemalsuan dan perubahan sangat besar sekali. Karena itulah mereka menolak jika hadits disebut sebagai kitab yang terjaga otentisitasnya.
Keraguan orientalis seperti itu bisa dimaklumi karena mereka tidak memahami tradisi keilmuan dalam Islam. Berkaitan dengan hadits, kaum Muslimin sejak awal sudah memiliki metodologi yang mapan dalam menentukan otentisitas sebuah hadits. Salah satunya dengan memperhatikan masalah sanad. 
Para sahabat dan tabi'in, setelah terjadinya fitnah besar atas terbunuhnya Khalifah Utsman, mengambil sikap hati-hati dalam meriwayatkan sebuah hadits. Mereka tidak menerima selain apa yang diketahui jalurnya dan merasa yakin dengan ke-tsiqah-an (keterpercayaan) dan keadilan para perawinya, yaitu melalui jalur sanad.
Imam Muslim meriwayatkan di dalam mukaddimah shahihnya dari Ibn Sirin rahimahullah, yang berkata, “Dulu mereka tidak pernah mempertanyakan tentang sanad, namun tatkala terjadi fitnah, mereka mengatakan, ‘Tolong sebutkan kepada kami para perawi kalian.!’ Lalu dilihatlah riwayat Ahlussunnah lantas diterima hadits mereka. Demikian pula, dilihatlah riwayat Ahli Bid’ah, lalu ditolak hadits mereka.”Demikian pula para muhaditsin (Ahli Hadits) ketika mendengar sebuah hadits, tidak langsung menerimanya. Mereka terlebih dulu menguji kebenaran hadits itu dengan melihat dan mempelajari matan (isi) dan sanad-nya sekaligus. Melalui cara ini kemudian mereka menilai apakah sebuah hadits itu otentik dan akurat, atau tidak.
Dalam catatan sejarah disebutkan bahwa kajian model seperti ini ternyata baru dilakukan oleh umat Islam. Pada tradisi di luar Islam, semisal Yahudi dan Nasrani, tidak mengenal kajian tersebut. Mereka hanya mengenal kajian isi (teks) semata dan tidak mengenal kajian sanad.
Ini membuktikan bahwa kajian tentang sanad atau periwayatan merupakan salah satu keistimewaan umat Islamyang tidak dimiliki umat-umat lain. Ibnu Hazm berkata: “Periwayatan orang-orang yang terpercaya hingga sampai ke Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah kekhususan yang diberikan Allah kepada umat ini, yang tidak ada di agama lain. Adapun riwayat mursal atau mu’dhal (jenis-jenis riwayat yang terputus jalur periwayatannya), banyak terdapat di Yahudi tapi tidak sampai mendekati Musa alaihissalam sebagaimana riwayat kita sampai Rasulullah. Riwayat orang-orang Yahudi itu hanya sampai pada orang yang antara dia dengan Musa yang jaraknya lebih dari 30 masa. Mereka hanya sampai kepada Syam’un atau semisalnya. Sedangkan Nashrani, mereka tidak mempunyai periwayatan seperti ini kecuali riwayat pengharaman talak saja. Adapun riwayat yang didalamnya terdapat para pendusta maupun orang-orang yang tidak dikenal, maka hal ini banyak ditemui di periwayatan Yahudi dan Nashrani.”
Pernyataan Ibnu Hazm ini diperkuat adanya bukti sejarah bahwa keempat penulis kitab Injil yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, tidak pernah bertemu dengan Nabi Isa alaihissalam. Sejarah tidak dapat memberikan jawaban siapa yang meriwayatkan injil-injil tersebut dari Nabi Isa a.s. Lagi pula, tidak diketahui bahasa asalnya. Jadi bagaimana mungkin diyakini kebenarannya?
Ini berbeda dengan Islam, setiap sumbernya memiliki sanad yang jelas. Setiap hadits yang diklaim berasal dari Rasulullah SAW mempunyai sanad walaupun ia dhaif.
Jadi Islam menempatkan sanad sebagai sesuatu yang penting untuk menerima atau menolak sebuah berita. Para ulama Islam telah menetapkan sanad sebagai bagian penting dalam penerimaan hadits.
Melalui jalur ini, dimungkinkan penelitian terhadap kebenaran hadits-hadits dan berita-berita dengan mengenali para perawinyaCara ini memberikan rasa tenteram dan percaya pada berita yang diriwayatkan. Sebab, dalam sanadterhimpun sejumlah bukti dan pendukung berupa perawi-perawinya yang bersifat adil, tsiqaat dan dhobit. Dari sinilah keshahihan suatu berita yang diriwayatkan menjadi kokoh.
Penetapan sanad ini dimaksudkan untuk memastikan keshahihan (keotentikan) suatu nash (teks) atau berita, serta melenyapkan kepalsuan dan kebohongan yang mungkin ada padanya. Karena dengan cara ini bisa diketahui siapa-siapa yang meriwayatkan sebuah berita. Bila yang meriwayatkan itu orang yang memenuhi kreteria di atas, periwayatannya diterima. Sebaliknya, jika tidak memenuhi kreteria tersebut, periwayatannya ditolak.
Kegunaan lainnya, riwayat-riwayat yang disandarkan pada sanad jauh lebih utama dibandingkan riwayat atau khabar yang disampaikan dengan tanpa sanad. Alasannya, sanad dalam suatu riwayat dapat digunakan untuk melacak keotentikan sebuah riwayat. Mekanisme kritik dan pengujiannya juga dapat dilakukan dengan cara yang jauh lebih sempurna dibanding dengan khabar-khabar atau riwayat yang tidak bersanad.
Karena pentingnya kedudukan sanad, para ulama berpendapat bahwa mengetahuinya sama dengan mengetahui satu bagian yang besar dalam ilmu-ilmu Islam. Imam Ali bin al- Madini berkata: "Kefahaman yang mendalam tentang makna-makna hadits adalah separuh ilmu dan mengenali para perawi adalah separuh ilmu.
Kata-kata Ibn al-Madini ini menunjukkan betapa tingginya kedudukan ilmu periwayatan yang sebanding dengan ilmu memahami kandungan hadits. Sebabhadits yang diperoleh atau diriwayatkan akan mengikuti siapa yang meriwayatkannya. Dengan sanad suatu periwayatan hadits dapat diketahui mana yang dapat diterima atau ditolak dan mana yang shahih atau tidak. Abdullah bin al-Mubarak (wafat th. 181 H) rahimahullah berkata: “Sanad itu termasuk dari agama, kalau seandainya tidak ada sanad, maka orang akan berkata sekehendaknya apa yang ia inginkan"
Bagi kaum Muslimin, sanad merupakan media untuk menentukan apakah suatu hadits benar penisbatannya kepada Rasulullah atau tidakSanad yang bersambung dan shahih merupakan karakteristik (kekhususan) umat Islam.Dengan sanad, para ahli hadits bisa membedakan mana hadits yang shahihdhaif (lemah) dan maudhu’ (palsu).
Dengan sanad pula, muncul kesadaran dari umat Islam akan kedudukan as-Sunnah dan betapa pentingnya memberikan perhatian terhadapnya, karena ia ditetapkan dengan jalur-jalur kritik dan tahqiq (analisis) yang demikian detil, yang belum pernah dikenal manusia sebelumnya sepanjang sejarah. Dengan begitu, klaim musuh-musuh Islam yang senang membuat keraguan terhadap hadits dengan sendirinya akan gugur.
Riyadh saudi 20-09-2010
bisnis syariah

Senin, 30 Agustus 2010

DIANTARA BEBERAPA PEMBATAL PUASA




Share
|









bisnis syariah


Di antara pembatal puasa adalah makan dan minum,berdasarkan dalil dalam Alquran surat albaqoroh ayat 187:


وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ 
Artinya:makan dan minumlahsampai jelas bagi kalian benang putih dari benang hitam,yaitu terbitynya fajar sidiq,kemudian sempurnakanlah puasa sampai malam ( terbenamnya matahari).
Berdasarkan dalil ini maka segala sesuatu yang termasuk dalam pengertian makanan dan minuman yang bisa mengenyangkan perut,walaupun masuknya tidak melalui mulut hukumnya membatalkan puasa,seperti memasukkan cairan yang mengandung zat2 makanan  (sebagai pengganti makanan dan minuman ) melalui suntikan atau infus.
Adapun segala sesuatu yang yang masuk ke dalam tubuh tidak melalui mulut dan bukan merupakan pengganti makanan atau minuman,maka hukumnya tidak membatalkan puasa,seperti :
  1. Suntikan cairan obat,contoh:suntikan obat anti biotik,analgesic (penghilang rasa sakit),atau suntikan cairan yang bukan sebagai pengganti makanan dan minuman, contoh: suntikan insullin,vaksin miningitic.
  2. Mengoleskan minyak angin,reumason (dan segala balsem),menghirup inhaller dan sejenisnya.
  3. Obat tetes mata.
  4. Obat semprot asma (nassal spray bronchodilator).
  5. Tranfusi darah.
Demikianlah tulisan ini semoga bermanfaat.
Pendukung:


http://www.syariahbisnis.com?id=aris
http://syariahbisnis.com/

bisnis syariah

Jumat, 13 Agustus 2010

ALQURAN DI HATI SEORANG MUSLIM BAG 2 DAN 3


bisnis syariah


PADA POSTING YANG LALU TELAH  KITA SAMPAIKAN BAGIAN YANG PERTAMA.SETERUSNYA BAGAIMANA ALQURAN DI HATI MUSLIM BAGIN KE DUA?,KITA IKUTI YUK: 
Kedua : Rasulullah dan para sahabat memandang Al Qur’an sebagai obat bagi segala penyakit hati dan ketika mereka membaca Al Quran yang berbicara tentang segala kelemahan hati, penyakit hati, mereka tidaklah merasa tersinggung bahkan mereka berusaha mengoreksi hati mereka dan membersihkan segala sifat yang dicela oleh Al Qur’an serta berusaha untuk bertaubat dari apa yang dikatakan buruk oleh Al Qur’an .
  Maka sudah pantaslah ketika Al Qur’an banyak menceritakan sifat-sifat munafiqin mulai dari :
  • malas shalat, 
  • sedikit berdzikir,
  •  pengecut, 
  • mengambil orang kafir sebagai pemimpin 
  • dan lain-lainnya, 
para sahabat segera mengkoreksi hati mereka dan mencari obatnya, walaupun mereka tidak dihinggapi penyakit itu, berkatalah Abdullah ibnu Mulaikah :

أدركت سبعين من أصحاب محمد e كلهم يخافون من النفاق.
Aku mendapatkan tujuh puluh dari sahabat nabi, mereka semua takut kalau terkena penyakit nifaq”.
Ketika sahabat Handholah merasa adanya fluktuasi keimanan, maka segeralah ia datang kepada Rasulallah dengan mengatakan “Ya Rasulallah nifaqlah Handholah”, berkatalah Rasul Allah : "Kenapa ?" Handlolah menjawab:  “Wahai Rasul Allah kalau saya sedang berada disamping engkau dan engkau ingatkan kami dengan sorga dan neraka, jadilah sorga dan neraka seakan-akan jelas dimata kami, tapi jika kami pulang dan bergaul dengan anak istri serta sibuk dengan harta kami, kami banyak lupa, bersabdalah Rasulallah, “Wahai Handholah kalau kalian berada dalam kondisi seperti itu  (seakan melihat sorga dan neraka) terus menerus pastilah para malaikat menyalami kalian dijalan-jalan kalian”.

          Dari sensitifitas perasaan Handholah dalam berinteraksi dengan Al Qur’an, ia bisa mengalahkan perasaan ingin dekat dengan istrinya pada malam pertama dan ditinggalkannya untuk berjihad sampai syahid, padahal ia belum sempat mandi junub, sehingga Rasulullah bersabda bahwa ia dimandikan oleh para malaikat .
         
Ketiga : Para sahabat memandang bahwa Al Qur’an adalah nasehat dari Dzat yang amat sayang dengan mereka yang sangat perlu didengar, yang berarti bahwa mereka sangat menyadari kalau mereka bisa salah, tapi akan segera kembali kepada kebenaran manakala ada teguran dari Al Qur’an.
          Ma’qil bin Yasar pernah menikahkan adik perempuannya dengan salah seorang sahabat, tapi kemudian di cerainya sampai habis masa iddahnya, kemudian bekas suami tadi melamar lagi dan karena Ma’qil sedang marah beliau tolak  lamarannya dan bertekad untuk tidak menikahkan kembali keduanya, padahal adiknya juga masih cinta dengan bekas suaminya serta ingin kembali kepadanya. Dengan kejadian ini Allah menurunkan ayat :

)وَإِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاءَ فَبَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَلا تَعْضُلُوهُنَّ أَنْ يَنْكِحْنَ أَزْوَاجَهُنَّ إِذَا تَرَاضَوْا بَيْنَهُمْ بِالْمَعْرُوفِ ذَلِكَ يُوعَظُ بِهِ مَنْ كَانَ مِنْكُمْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكُمْ أَزْكَى لَكُمْ وَأَطْهَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ) (البقرة:232)
"Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu habis masa iddahnya, maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang ma'ruf. Itulah yang dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu kepada Allah dan hari kemudian. Itu lebih baik bagimu dan lebih suci. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui" QS. Al-Baqarah: 232
     Setelah turun ayat ini Ma’qil langsung menikahkan adiknya lagi dengan sahabat mantan suamiya .
    
Sahabat hidup dengan misi, “Risalah menyelamat-kan seluruh manusia dari perbudakan manusia untuk manusia menuju penghambaan Allah yang Esa dan mengeluarkan mereka dari kedhaliman sistim manusia menuju keadilan Islam dari kesempitan dunia menuju keluasan dunia dan akherat”, dan pastilah kaum yang membawa misi demikian ada pendukung dan musuhnya, maka mereka menjadikan Al Qur’an sebagai pembimbing untuk mengetahui musuh-musuh Allah, dan musuh mereka, siapa wali-wali mereka dan wali-wali Allah dan mereka memperlakukan manusia sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Allah, mereka cinta terhadap ayah, anak,  istri, serta kerabat mereka. Tetapi jika yang dicintai itu memusuhi Allah dan Rasul-Nya serta membenci Islam, maka mereka segera merubah sikapnya dengan hanya memihak Allah dan mencabut perasaan cintanya kepada selain Allah, Allah berfirman :

 }لا تَجِدُ قَوْماً يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْأِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ) (المجادلة:22)
." Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung" QS. Al-Mujaadilah: 22
          Ayat ini turun berkenaan ketika Abu Ubidah bin Jaroh membunuh ayahnya di perang Badar, karena ayahnya bersama pasukan kuffar Quraisy .
Nah lho gimana pembaca, marilah kita paksa hati kita untuk menerima alquran dengan seutuhnya tanpa memilih2 yang  hanya kita sukai aja,
baiklah insyaalloh di lain waktu kita sambung lagi.kalau ingin menambah pengetahuan islami silakan download beberapa kitab di bawah ini
http://www.syariahbisnis.com?id=aris

Barokallohu fiikum.
DONWLOAD KITAB BERBAHASAINDONESIA
DONWLOAD KITAB BERBAHASA INDONESIA
01. Alqur'an Dan Terjemahan
02. Al-Qur’an Di Hati Seorang Muslim
03. Hukum Memperingati Maulid Nabi
04. Keutamaan 10 Hari Dzul Hijjah
05. Dzikir Setelah Shalat
06. Rukun Iman
07.Mengenal Islam
08. Amalan-Amalan dibulan Ramadhan
09.Soal Jawab Aqidah
10.Diinul-Haq

bisnis syariah



Selasa, 10 Agustus 2010

Al-Qur’an Di Hati Seorang Muslim BAGIAN 1

bisnis syariah

Assalaamu'alaikum warohmatullohi wabarokaatuh


Ada beberapa pertanyaan yang selalu menggelayuti hati ketika melihat kondisi kaum muslimin. Pertanyaan itu sebagai berikut :
Bukankan Allah itu Maha Penyayang dan sangat menyayangi umat beriman ?.
Bukankan Allah itu Maha berkuasa dan mampu menjayakan kaum muslimin ?.
Bukankan Al Qur’an yang kita baca dalam shalat kita adalah sumber kebahagiaan, kejayaan, kemakmuran bagi yang mengamalkannya ?.
Bukankah kaum muslimin itu umat terbaik yang diutus untuk memimpin, bukan dipimpin umat lain, mendidik bukan dididik umat lain ?.
Bukankah umat Islam dijadikan Allah sebagai umat yang satu ?.
Terus kalau kita ingin memproyeksikan hakekat di atas dengan kondisi kaum muslimin pada masa kini, maka hasilnya akan menuntut kita untuk lebih merenung, dimana kejayaan kaum muslimin ?, dimana harga diri kaum muslimin, bahkan dimana harga darah seorang muslim di mata kaum muslimin sendiri ?, dimana kepemimpinan, kejayaan kaum muslimin diatas kaum yang lainnya ?, dimana solidaritas sesama kaum muslimin ? dalam skala nasional maupun internasional .
Kemudian saya membaca ayat ini :

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ (الحديد:16)
         "Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik" ( QS. Al-Hadiid: 16)

Dan merenungi rintihan Rasulullah kepada Robbnya dengan mengatakan :

)وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُوراً) (الفرقان:30)

"Berkatalah Rasul: wahai Robbku sungguh kaumku telah menjadikan Alquran ini sesuatu yang ditinggalkan”. QS. Al-Furqaan: 30

Ditinggalkan karena mereka tak membacanya, atau tidak mau merenungi maknanya atau tidak mau mengamalkan isinya.

Yang paling tepat untuk menjawab pertanyaan diatas adalah kita bersama merenungi sambutan Rasulullah dan  para   sahabat   terhadap   Al Qur’an   dan   bagaimana kedudukan Al Qur’an dihati mereka.

Bagaimana Al Qur’an dihati Rasulallah dan para sahabat ?
Pertama : para sahabat memandang kebesaran Al Quran dari kebesaran yang menurunkannya, kesempurnaannya dari kesempurnaan yang menurunkannya, mereka memandang bahwa Al Qur’an turun dari Raja, Pemelihara, Sesembahan yang Maha Perkasa, Maha Mengetaui, Maha Kasih Sayang, sebagaimana ditekankan oleh Allah dalam berbagai permulaan surat :
 } تنـزيل الكتاب من الله العزيز الحكيم{  سورة الزمر، الجاثية، الأحقاف،  }تنـزيل الكتاب من الله العزيز العليم  { سورة  المؤمن،  } تنـزيل من الرحمن الرحيم{ سورة فصلت } كذلك يوحي إليك وإلى الذين من قبلك الله العزيز الحكيم ،له ما في السموات وما في الأرض وهو العلي العظيم  { سورة الشورى
Dari pandangan ini mereka menerima Al Qur’an dengan perasaan bahagia campur perasaan hormat, siap melaksanakan perintah dan perasaan cemas dan harapan, serta perasaan kerinduan yang amat dalam, bagaimana tidak ?, karena orang yang membaca Al Qur’an berarti seakan mendapat kehormatan bermunajat dengan Allah, sekaligus seperti seorang prajurit yang menerima perintah dari atasan dan seorang yang mencari pembimbing mendapat pengarahan dari Dzat yang maha mengetahui. Dan perasaan inilah yang digambarkan oleh Allah dalam Firmannya :
 } أولئك الذين أنعم الله عليهم من النبيين من ذرية آدم وممن حملنا مع نوح ومن ذرية إبراهيم وإسرائيل وممن هدينا واجتبينا إذا تتلى عليهم آيات الرحمن خروا سجدا وبكياً{ (سورة مريم الآية : 58 )

"Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis" (QS. Maryam: 58)
} إن الذين أوتوا العلم من قبله إذا يتلى عليهم يخرون للأذقان سجداً ويقولون سبحان ربنا إن كان وعد ربنا لمفعولاً ويخرون للأذقان ويزيدهم خشوعاً {  (سورة الإسراء: 107-109)
         "Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud  dan mereka berkata: "Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi"(108) Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu' " ( QS. Al-Israa: 107-109)

          Perasaan diatas  menyebabkan Umu Aiman menangis ketika teringat akan wafatnya Rasulullah. Suatu saat Abu Bakar dan Umar berkunjung kepada ibu asuh Rasulallah, Ummu Aiman dan ketika mereka duduk, menagislah Ummu Aiman karena teringat wafatnya Rasulallah, maka berkatalah Abu Bakar  dan  Umar, “Kenapa anda menangis sementara Rasulullah mendapatkan tempat yang mulia” ? Ummu Aiman menjawab, "Saya menangis bukan karena meninggalnya beliau melainkan karena  terputusnya wahyu Allah yang datang kepada beliau pada pagi dan petang hari", maka saat itu pula meledaklah tangisan mereka bertiga .

          Dari perasaan diatas para sahabat membaca dan menerima Al Qur’an untuk dilaksanakan secara spontan tanpa menunggu-nunggu dan tanpa protes sedikitpun, walau-pun hal itu bertentangan dengan kebiasaan mereka, tapi mereka bisa menundukkan perasaan mereka dengan kecintaan kepada Allah.
          Ketika turun perintah untuk memakai jilbab pada surat Al Ahzab : 59, malam hari Rasulallah menyampaikan ayat itu kepada para sahabat, pagi harinya para istri sahabat sudah memakai jilbab semua, bahkan `Aisyah mengatakan, "Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshor, mereka diperintah untuk memakai hijab pada malam hari sementara pada  paginya mereka sudah memakainya, bahkan ada yang merobek kelambu mereka untuk dijadikan jilbab".
          Ketika diharamkannya khomer dan ayat itu sampai kepada mereka, saat itu juga langsung mereka membuang simpanan khomernya dan menuang apa yang masih berada pada tangannya.
 Salah satu rahasia keajaiban para sahabat dalam berinteraksi dengan Al Qur’an adalah keimanan mereka kepada Allah, surga dan neraka-Nya, juga kepada janji-Nya, sehingga mereka melakukan sesuatu yang apabila dilihat oleh orang yang tak/tidak memahami latar belakang ini akan sulit menafsirkannya.
          Seperti ketika mereka membaca tentang janji Allah buat orang-orang yang berjihad karena cinta kepada Allah, seorang sahabat yang bernama Umair bin Hamam sedang makan korma bertanya: wahai Rasulullah, “Dimana saya kalau saya mati dalam perang ini ? Rasululloh menjawab "Di sorga", berkatalah Umair : "Sungguh menunggu waktu masuk surga sampai  menghabiskan makan kurma tujuh biji ini adalah sangat lama”, dan akhirnya dibuanglah sisa kurma yang belum dimakan dan langsung memasuki pertempuran sampai menemui syahidnya.

          Kondisi keimanan yang tinggi ini menjadi episode kehidupan mereka untuk menjadi bagian dari yang diceritakan oleh Allah dalam Al Qur’an, Hal itu seperti perhatian orang-orang Anshor terhadap orang-orang muhajirin atau perhatian mereka terhadap orang-orang yang lemah, seperti yang Allah ceritakan dalam surat Al Hasyr dimana Rasulullah kedatangan tamu dan beliau tidak memiliki sesuatu untuk menjamunya, akhirnya beliau tawarkan hal itu kepada sahabatnya, siapa yang bersedia membawa tamu beliau, dengan sepontan salah satu sahabat bersedia, tetapi ketika sampai rumah ternyata istrinya bilang bahwa tidak ada persediaan makanan kecuali makan malam anaknya, maka sahabat tadi memerintahkan istrinya agar mengeluarkan makanan tadi untuk tamunya dan mengeluarkan dua piring kemudian segera mematikan lampu ketika tamunya sedang makan, tamunya makan dan tuan rumah menampakkan seakan-akan ikut makan bersama, agar dia bisa makan dengan enak,  ketika sampai pagi hari sahabat tadi bertemu dengan rasul dan beliau bilang kalau Allah heran dengan apa dia lakukan, maka turunlah firman Allah ayat kesembilan dari surat al Hasyr.
Demikian tulisan ini semoga bermanfaat.Tulisan ini saya nuqil dari:
  Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah,Alriyadh Saudiarabia.

Dibawah ini antara lain beberapa hal untuk anda ketahui,dan perlu anda miliki untuk melengkapikhasanah ilmu islami:

1. AlQuran Digital 
2. Software belajar membaca ALQuran (tajwid) 
3. Sofware Adzan OTOMATIS waktu sholat 
4. Panduan MAnasik Haji, ditulis dalam buku Hajjaturrasul 
5. SOFTWARE Perhitungan Zakat 
6. PocketIslam v3.7.0.1 [Software Al-Quran, Hadits, Prayer Time, dll. untuk Pocket PC] 
7. Pedoman Shalat v1.0.1 
8. Pembagian Waris : 
Software-software di atas bisa anda jumpai dengan mengunjungi link dibawah ini:
http://www.syariahbisnis.com?id=aris


bisnis syariah